Selasa, 11 Januari 2011

MANFAAT STUDY WISATA UNTUK CIKAL HARAPAN

Tercatat sudah tiga kali Yayasan Permata Sari (YPS) mengadakan tour bersama antara pengurus yayasan dengan seluruh karyawannya. Dua tahun lalu masih lekat dalam ingatan ketika pengurus dan seluruh karyawan YPS mendapat servis spesial dari Pelaksana Teknis Bendungan Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Saat itu kita diperbolehkan memasuki “bagian dalam” bendungan yang tidak bisa dimasuki pengunjung umum lainnya. Eksistensi Ketua Umum YPS, Ibu Etty Mar’ie Muhammad, yang sampai saat itu masih dipanggil sebagai “Ibu Menteri”, jelas masih diakui oleh berbagai pihak sehingga keluarga besar YPS selalu mendapatkan pelayanan eksklusif pada berbagai even dan kegiatan.
Pada tahun lalu acara serupa kembali digelar pada 4-6 Juli 2009 yang lalu. Wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta menjadi tujuan kegiatan tour tahunan YPS kala itu. Jarak yang ditempuh lebih jauh, dan tempat yang dikunjungi pun lebih banyak. Begitu pula dengan acara yang mengiringi perjalanan, sangat padat. Pada akhirnya banyak peserta yang kalah oleh rasa lelah. Perjalanan yang dinanti jadi tidak dinikmati.
Dan pada tahun ini tepatnya tanggal 5-7 Juli 2010, YPS mengadakan satu kegiatan study wisata yang lebih berkesan lagi. Karena pada tahun ini keluarga besar YPS mengadakan kunjungan ke Sumatera Barat. Kegiatan ini sangatlah berkesan dalam ingatan dan pengalaman hidup saya, maklumlah karena kunjungan ini merupakan pertama kalinya saya mengunjungi pulau Sumatera, selain itu banyak cerita dan pengalaman baru yang bias diambil pelajaran dalam perjalanan ini.
Tujuan serangkai perjalanan tersebut tiada lain adalah untuk menyegarkan kembali (refreshing) ingatan kita yang selama ini terkungkung oleh rutinitas. Dengan demikian gerak tubuh yang sudah demikian mekanis bias dibebaskan lagi sehingga imajinasi yang mati suri bisa hidup kembali. Diharapkan muncul semangat baru dalam berkarya yang akan mendukung pada terciptanya tenaga (kekuatan) baru (recharge) untuk merealisasikannya di lapangan kerja, dalam hal ini adalah YPS.
Dalam sebuah perjalanan, kegelisahan bukanlah seberapa jauh jarak yang ditempuh, tetapi apa yang akan dilakukan di tujuan (William Faulkner: 138). Selama ini kita memaknai perjalanan hanya sebatas pindahnya tubuh dari satu ruang menuju ruang lainnya, sementara jiwa yang melingkupi tubuh kita masih jiwa yang lama. Padahal inti sebuah perjalanan terletak pada usaha supaya jiwa terus mengalami kebaruan melalui esensi dan sifat ruang-ruang yang kita kunjungi. Dalam konteks tour YPS 2010, proses pembaruan itu muncul bersamaan dengan terbukanya memori massal , pada tradisi, pengetahuan, dan pengalaman.
Lingkungan kerja YPS yang sangat urban berpotensi menciptakan robot-robot berdaging yang bekerja sesuai perintah yang telah disetting dalam microchip mereka. Dengan melepaskan sejenak dari penatnya kota, menikmati seni tradisi, indahnya pemandangan, dan mengikuti pelatihan di rumah puisi kita berharap bisa kembali pada jiwa yang murni, ikhlas dalam melakukan pengabdian dan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan. Perjalanan seperti itulah yang diharapkan dan menjadi katarsis bagi para pelakunya.
Banyak tokoh terkenal dan legendaris melakukan perjalanan setelah mencapai puncak suksesnya. Ia meninggalkan semua yang telah dicapainya demi kembali pada kemurnian itu. Ada juga yang sebaliknya, melakukan petualangan dan belajar darinya, sehingga saat meniti karir ia terbiasa dengan lika-liku jalan, turun-naik tanjakan. Sidharta Gautama, Musashi, Sunan Kalijaga, adalah beberapa figur yang melakukan itu. Perjalanan mereka maknai secara spiritual sebagai usaha untuk mencapai kemurnian, untuk menuju nilai-nilai ketuhanan.
Tercatat banyak tempat dan momen bersejarah yang terus terekam dalam ingatan saya ketika mengikuti kegiatan study Wisata ke Sumatera barat. Pengalaman ini terus membekas dalam ingatan saya baik ketika mengikuti kegiatan tersebut maupun setelah kembali ke rutinitas kegiatan belajar mengajar di sekolah. Dan dari pengalaman dari kunjungan tersebut banyak pula yang berusaha saya tularkan kepada siswa dan siswi cikal Harapan, baik dari segi historis bangsa ini maupun dalam bentuk pengalaman spiritual yakni mengenal keagungan sang pencipta lewat keindahan dan kemahadahsyatan ciptaannya. Diantara pengalaman kunjungan tersebut adalah:

Pengalaman mengenal Keagungan sang pencipta
Banyak tempat-tempat mengagumkan di Sumatera Barat khususnya di daerah Padang dan Bukit Tinggi yang berhasil kami kunjungi ketika pelaksanaan Study tour 2010. Prediksi tentang kemacetan kota tersebut ternyata tidak terbukti, seluruh objek wisata yang diagendakan berhasil dituju. Kegembiraan dan kekaguman atas kebesaran dan sempurnaan ciptaan sang khalik semakin menambah keimanan saya untuk lebih banyak bersyukur dan beribadah kepada-Nya.
Diantara objek-objek wisata yang berhasil kami kunjungi adalah:
Danau Maninjau
Danau vulkanik yang terletak sekitar 140 KM dari kota Padang, 38 Km dari kota bukit Tinggi dan mempunyai luas sekitar 99,5 〖km〗^2dan merupakan danau terluas kedua setelah Danau Singkarak. Danau ini dikelilingi oleh barisan bukit yang menyerupai dinding. Menurut legenda keberadaan danau Maninjau berkaitan erat dengan kisah Bujang Sembilan. Spesies ikan yang diperkirakan hanya hidup di danau ini dan menjadi makanan khas adalah ikan bilih (Mystacoleucus Padangensis).
Ngarai Sianok
Sebuah lembah curam yang terletak di jantung kota Bukittinggi, Sumatera Barat. Lembah ini memanjang dan berkelok dari Selatan ngarai Kota Gadang sampai ngarai sianok Enam Suku, dan berakhir sampai Pelupuh. Jurang ini dalamnya sekitar 100 m membentang sepanjang 15 km dengan lebar 200 m.
Lembah Harau
Ketika memasuki Lembah Harau di Payakumbuh, kabupaten 50 kota, Sumbar. Seluruh peserta study tour serasa “dikepung” oleh tebing kemerah-merahan setinggi 150-200 m. tebing curam itu tegak mengelilingi lembah.
Lembah Harau mempunyai tujuh aiur terjun yang mempesona, seluruh perserta tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dan berbondong-bondong mengabadikan keindahan Lembah Harau.

Pengalaman mengenal sejarah bangsa Indonesia
INS Kayutanam
INS Kayutanam yang didirikan oleh Engku Moehamad Syafii, beliau adalah satu dari tiga oeang yang tercatat sebagai perintis pendidikan dan tercatat dalam sejarah besar bangsa Indonesia selain Ki Hajar Dewantara (Taman Siswa) dan Douwes Dekkar (Ksatrian School). INS Kayutanam ini didirikan pada tanggal 31 Oktober 1926 dengan niat untuk menumbuh kembangkan kemandirian, kreatifitas dan jiwa wirausaha pemuda Indonesia. Asas INS Kayu Tanam adalah menolong diri sendiri dan bertujuan untuk mendidik dan menanamkan semangat kerja dan kemandirian.
INS Kayutanam ini begitu memberikan semangat buat saya dalam mengembangkan diri dan memajukan pendidikan di sekolah Cikal Harapan. Asas dan tujuan yang di usung oleh pendirinya begitu memoticasi saya untuk terus berusaha sekeras mungkin dalam bekerja sebagai seorang pendidik. Keikhlasan dan tujuan mulia yang dimiliki oleh Engku Moehamad Syafii seolah mendobrak keresahan saya selama ini sebagai seorang pendidik. Kekurangan dari segi financial, ketidakikhlasan dalam mengajar, dan motivas yang salah adalah kekurangan-kekurangan yang seharusnya saya tinggalkan. Tentunya setekah kunjungan itu saya juga berharap bisa menjadi pendidik yang baik dalam mengajarkan kemandirian kepada siswa-siswa saya.
Meskipun kunjungan ke tempat tersebut tidak lama tetapi menjadi pelajaran yang sangat berarti untuk saya selaku pendidik.

Istana Pagaruyung
Istana Basa yang lebih dikenal dengan nama Istana Pagaruyung, terletak di daerah Batusangkar, Kabupaten Tanah datar, Sumatera Barat. Istana yang saya kunjungi sebenarny adalah replica dari istana aslinya. Istano Basa (yang dalam bahasa Indonesianya adalah Istana Basa) asli terletak di atas Bukit batu Patah dan terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah tahun 1984. Proses pembangunan kembali berhasil dilakukan pada 27 Desember 1976 oleh Gubernur Sumatera Barat kala itu (Harun Zain) namun kembali terbakar pada hari Senin tanggal 27 Febuari pukul 19.10, dan api yang telah menghanguskan istana dan satu rangkiang (lumbung padi) tersebut diduga berasal dari sambaran petir. Sanyangnya kebakaran hebat pada waktu itu telah menghanguskan dokumen dan peninggalan sejarah yang teramat penting.
Dalam kunjungan ke tempat bersejarah Istana Pagaruyung itu saya juga sempat bertemu dengan siswa-siswi Pramuka dari daerah tersebut. Satu hal yang bisa saya tangkap dalam momen pertemuan tersebut adalah betapa antusiasnya mereka dalam mengenali tempat-tepat bersejarah. Momen ini sempat mengingatkan saya kepada wajah-wajah siswa saya di BSD, dan yang jadi pertanyaan apakah mereka mengenal tentang sejarah bangsanya, ataukah mereka sudah melupakan besarnya jasa para pahlawan yang telah membangun Negara ini.
Mungkin ini yang menjadi kelemahan bangsa Indonesia saat ini yaitu kurangnya menghargai sejarah dan jasa para pahlawannya. Bukankah bangsa yang besar adalah bangsa yang selalu menghargai jasa para pahlawannya.

Jam Gadang
Jam Gadang adalah landmasrknya kota Bukittinggi. Jam Gadang dibangun pada tahun 1926 oleh arsitek Yazin dan Sutan Gigi Amah, dengan diameter 80 cm, ditopang basement dasar seukuran 13 x 4 m. peletakan batu pertama dilakukan putra pertama Rook Maker yang saat itu masih berumur 8 tahun. Jam Gadang ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda kepada controleur (Sekretaris Kota).
Satu yang paling menarik terhadap kunjungan ini adalah mesin jam gadang ternyata hanya ada dua di dunia ini, yaitu di Big bang Inggris dan di Bukittinggi. Selain itu mesin jam ini juga bekerja secara manual dan oleh pembuatnya diberi nama Brixllon.
Selain itu ada keunikan tersendiri dari jam ini bila dilihat dari segi historisnya, pada masa penjajaha Belanda ornament di puncak jam Gadang berbentuk bulat dan di atasnya berdiri patung ayam jantan kemudian ketka Jepang berkuasa ornament tersebut diubah menjadi klenteng. Sedangkan setelah masa kemerdekaan ornament dari kedua Negara tersebut diubah menjadi gonjong rumah adat Minangkabau.

Diniyyah Putri rahmah el-Yunusiyah
Diakhir kunjungan saya ke Kota Padang sebelum melihat bekas-bekas kedahsyatan gempa yang terjadi 2 tahun lalu yang telah meluluhlantakan kota tersebut adalah kunjungan ke Pondok pesantren putrid rahmah el-Yunnusiyah. Kunjungan ini serasa menguak pelajaran yang sempat saya diskusikan ketika kuliah dulu, Rahmah El-Yunnusiyah sang pendiri Dinniyah Putri merupakan sosok yang sangat berjasa dalam mengembangkan dunia pendidikan di tanah Minang. Jasa beliau sangat besar dalam mengangkat derajat kaum wanita Indonesia, karenanya sangatlah pantas bila beliau dikatakan sebagai pahlawan besar bangsa ini.
Dalam ingatan kita mungkin kita lebih mengenal dua tokoh pahlawan wanita yaitu R.A Kartini dan Cut Nyak Dien. R.A Kartini dijadikan icon besar bangsa ini terutama dalam mengangkat derajat kaum hawa dan Cut Nyak Dien dikenal sebagai pejuang wanita pemberani dalam mengusir penjajah dari bangsa ini. Namun, Rahmah El-Yunnusiyah adalah tokoh pendidikan sekaligus pejuang bagi bangsa ini, seolah-olah dua tokoh di atas (Cut Nyak dien dan R.A Kartini) menyatu dalam jiwanya, bahkan jasa dan pengorbanan beliau mungkin lebih besar dari kedua tokoh tersebut. Pengetahuan tersebut saya dapatkan dari banyak sumber buku yang mencatat perjuangannya maupun ketika mendengarkan pemaparan dari ketua yayasan yang merupakan generasi ketiga dari Rahmah El-Yunnusiyah ketika saya berkunjung.
Diantara yang saya sempat catat dari kunjungan tersebut adalah:
Jenjang Pendidikan
Tingkat SLTP/MTS Dinniyah Menengah Pertama (DMT) didirikan tahun 1925
Tigkat SLTA/MA Kuliyatul Mualimat el-Islamiyah (KMI) didirikan tahun 1937
Paket A/B dan diberi nama sebagai sekolah Menyesal. Nama yang unik, nama tersebut diambil dari perasaan pelajarnya yang telah menyesal karena tidak mengikuti KBM diusia sekolahnya dulu.
Karya Monumental
Perguruan diniyah Putri Rahmah el-Yunnusiyah telah menghasilkan 19.000 alumni.
Menjadi inspirator dan inisiator bagi diterimanya bagi kaum wanita di seluruh dunia untuk diterima sebagai mahawiswa di Universitas al-Azhar cairo-Mesir sejak 1957.
Karakter lulusan Diniyah Putri
Ahli ibadah dan berakhlakul karimah
Kuat dan tegar sebagai mujahid Allah
Cerdas sebagai khalifah
Selain fakta di atas Perguruan Diniyah Putri Rahmah el-Yunusiyah mempunyai tujuan: Melahirkan generasi Qur’ani dan membentuk putrid yang berjiwa Islam dan ibu pendidik yang cakap dan aktif serta bertanggung jawab tentang kesejahtraan masyarakat dan tanah air atas dasar pengabdian kepada Allah SWT.
Pondok Diniyah Putri ini juga berusaha memoderenisasi system dan media pendidikan yang dimilikinya, diantaranya adalah setiap santri berkewajiban mempunya laptop sebagai jalur untuk mengakses informasi dari dunia luar. Ini merupakan stimulus positif bagi sekolah Cikal Harapan, karena semakin berkembangnya dunia informasi setiap siswa dituntut cepat untuk dapat mengakses informsi yang ada sehingga diharapkan anak didik kita menjadi semakin luas pengetahuannya.

Pelatihan di Rumah Puisi
Satu perasaan penasaran ketika ada pengumuman tentang kunjungan ke Sumatera Barat yang akan dilaksanakan YPS tahun 2010 ini, yaitu kunjungan ke rumah Puisi yang dimiliki oleh Sastrawan terkenal Taufiq Ismail. Jujur awalnya saya bukanlah seorang pengagum puisi apalagi berusaha menulis puisi, initinya saya tidak pernah merasakan keindahan, kekaguman, ataupun memahami makna dari sebuah puisi. Namun perasaan itu berubah total ketika saya membaca salah satu puisi yang terpampang besar di sudut bangunan baru itu. Judul puisi itu adalah:

Dengan Puisi, Aku
(karya taufiq Ismail)
Dengan puisi aku bernyanyi
Sampai senja umurku nanti
Dengan puisi aku bercinta
Berbaur cakrawala
Dengan puisi aku mengenang
Keabadian Yang Akan Datang
Dengan puisi aku menangis
Jarum waktu bila kejam mengiris
Dengan puisi aku mengutuk
Nafas zaman yang busuk
Dengan puisi aku berdoa
Perkenankanlah kiranya

makna puisi itu sangat dalam sehingga berhasil menggugah perasaan saya sebelumnya tentang puisi.
Kegiatan pelatihan di rumah puisi itu sangat besar manfaatnya dalam meningkatkan kesadaran membaca, menulis, dan mengapresiasikan diri dalam sastra. Taufiq Ismail menggugah saya dengan karya-karya besarnya, Jamal D. Rahman membicarakan banyak informasi dan pengetahuan tentang budaya Minangkabau, kebudayaan yang bertolak belakang dengan tradisi masyarakat Indonesia pada umumnya, karena hanya mengenal garis keturunan lewat perempuan. Iman Soleh, seorang sastrawan yang sempat membacakan karya-karya puisinya dengan cara yang berbeda. Gerak tubuhnya, ekspresi wajahnya ataupun intonasi suara yang sangat bagus berhasil menghipnotis peserta pelatihan pada hari itu. Dan Wisran Hadi yang membawakan acara dengan guyonan-guonannya, membuat suasana pelatihan yang memakan waktu satu hari itu tidak terasa sama sekali.
Banyak sekali informasi yang saya dapatkan dalam pelatihan itu, bahkan seluruh peserta pelatihan sempat mengungkapkan keinginan untuk mengikuti pelatihan seperti ini lagi di kemudian hari, meskipun harus mengikutinya selama satu minggu, kami siap.
Study tour tahun ini sungguh luar biasa, kekaguman akan indahnya ciptaan Allah SWT di Sumatera barat menuntut saya harus lebih banyak memuja akan kebesarannya. Indahnya pemandangan kota tersebut memunculkan satu cita-cita untuk dapat berkunjung lagi ke kota tersebut.
Selain itu pengenalan terhadap tempat-tempat bersejarah di sana menambah pengetahuan saya akan besarnya perjalanan yang harus dilalui bangsa ini untuk memperoleh kemerdekaannya. Tentunya ini menjadi semangat tersendiri bagi saya untuk menceritakannya kepada siswa-siwi sekolah Islam Cikal Harapan.
Rumah Puisi menjadi ide brilian bagi pendirinya (Taufiq Ismail dan Istri) untuk meningkatkan kesadaran bangsa ini akan pentingnya membaca dan menulis. Pesan besra yang harus saya sampaikan kepada seluruh anak didik di sekolah nantinya. Dan besar harapan kami seluruh dewan guru sekolah Cikal Harapan agar dapat berkunjung bersama-sama ke Sumatera Barat kemudian hari, insya Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan beri komentar...